Berkat Guru Senirupa Aliran Pop Art SMAN 3 Menggeliat
Bagaikan tiada bosan, di tengah arus derasnya pengaruh digitalisasi, di sela kegiatan rutinitas mengajar pak guru ini terus mengabdikan diri untuk mengajarkan seni rupa kepada siswa-siswinya secara pure art. Baginya, meski muridnya di era kemajuan teknologi, tetap harus mengenalkan dasar-dasar seni rupa.
“Dalam seni rupa kami tidak hanya mengajarkan seni lukis dan membatik, tapi juga memberikan porsi untuk pengetahuan dan praktek membuat topeng dari kertas dan patung dari bahan gip. Bakat memang perlu tapi tanpa bakat pun bisa bila ada kemauan. Inilah prinsip yang selalu saya sampaikan, sehingga out put-nya karya siswa kami layak untuk dipamerkan,” terang Jemmy S Sukendar.
Suatu ketika, saat bantenlink bertandang di studio bengkel seni di sekolah tempatnya mengajar, dinyatakannya pelajaran seni rupa disamping seni musik dan tari, sangat disenangi para siswa. Dan merupakan salah satu daya tarik untuk memasuki sekolah tingkat atas di bawah pimpinan kepala sekolah Dedy Hidayat itu.
Dikatakannya, meski dalam pembelajaran seni rupa Jemmy S Sukendar dengan komposisi 30 persen teori 70 persen praktek, serta mengajarkan berbagai aliran seperti naturalis, surialis dan abstrak, namun ada kecenderungan siswa lebih menyukai pop art. Bahkan tanpa ragu pria yang menyebutkan guru seni kini sangat langka.
Pop Art Diminati Siswa
Jemmy S Sukandar sengaja menunjukkan salah satu lukisan foto sebagai yang karya yang sangat disukainya.
“Karya-karya siswa beraliran pop art yang berkomposisi warna tegas dan kontras ini kami pamerkan saat perpisahan kelas tiga. Bersyukurnya, ada yang sudah dipesan guru yang ingin memiliki lukisan siswa dengan imbalan sejumlah uang, pengganti pembelian bahan dan uang lelah melukis,” katanya sehari sebelum perpisahan siswa pada tahun 2018 ini.
EDY SYAHPUTRA TANJUNG