KETUA KPU KABUPATEN TANGERANG : PILKADA BERPELUANG SATU PUTARAN?

Realitas politik pilkada di Indonesia untuk bisa mencapai 70 persen dari jumlah pemilih saja sulit terealisasikan. Apalagi di Kabupaten Tangerang yang selama reformasi bisa dikatakan pembangunan berjalan di tempat, atau malahan semakin mundur. Dua Periode kepemimpinan Bupati Ismet Iskandar begitu banyak mengecewakan warga masyarakat, khususnya yang tinggal di perumahan. Kondisi ini tentu saja akan menambah tingginya warga untuk tidak ikut memilih, karena siapapun yang akan memenangkan pemilihan kepala daerah jelas-jelas dalam pandangan mereka tidak akan membawa perubahan apapun.
Selain itu, minimnya sosialisasi langsung oleh panitia pemilihan selain lemahnya publikasi melalui media menambah besarnya masyarakat untuk tidak berpartisipasi pada pemilukada. Begitu juga, meningkatnya jumlah pemilih baru terutama remaja yang telah memiliki hak politik, relative tidak tersentuh oleh panitia penyelenggara. Karena itu banyak pengamat menilai sulit sekali tingkat partisipasi bisa mencapai 70 persen, angka 60 persen saja dianggap dalam pandangan mereka sudah memadai.
Dengan kondisi objektif demikian sulit sekali pemilukada di Kabupaten Tangerang bisa berjalan satu putaran. Pemilihan tanggal 9 Desember nanti kelihatannya tidak akan menampilkan calon yang bisa mendapatkan perolehan suara diatas 30 persen. Dalam pengamatan kami “pertandingan” akan berjalan sengit. Masih banyak factor penting yang tidak bisa diprediksi pada pemilukada Kabupaten Tangerang, termasuk semakin cerdasnya warga Tangerang, sehingga kekuatan financial tidak memberikan jaminan apapun untuk menang.